Demikian juga dalam kehidupan ku. Khitmir adalah sosok binatang yang paling berarti. Ia yang akan setia menunggui aku kelak. Ia juga yang akan menjadi saksi di hadapan Allah SWT terhadap amalan ibadahku.
Dia lah, Kithmir, seekor kambing jantan yang pada hari Jum’at 26 November 2009, telah disembelih sebagai hewan qurban Idul Adha 1430 H.

Sosok Kithmir begitu anggun. Corak hitam dan putih warna bulunya seperti warna siluet kehidupan ini. Bulu kepalanya bercorak putih, seperti sebuah mahkota.
Di saat kambing qurban lainnya merebahkan badan bermalas-malasan dibawah sebuah tenda terpal biru, justru Khitmir masih terlihat lincah dan riang. Sesekali terdengar suaranya yang lantang, seolah menyeru kepada setiap insan agar bertasbih dan bertahmid kepada Allah SWT.

Dengan diiringi gema takbir, ku lafazkan doa kepada Allah SWT, ”Ya Allah, qurban ini adalah dariMU dan untukMU. Jadikanlah qurban ini kelak sebagai amalanku yang dapat menghapuskan setiap dosaku.”
”Mbeeeekkkk!”... suara itu begitu menyayat hati terdengar tatkala pisau tajam itu mengiris batang leher Kithmir. Namun bagiku, diakhir hayatnya, seolah suara Kithmir yang mengharukan itu terdengar meneriakkan lafaz illahi...."Allahu Akbar!" Gembira menyapa Sang Khalik, yang telah memberiNya kehidupan yang berarti sebagai seekor hewan qurban. Hewan yang dimuliakan.
Seketika menyeruak darah segar Kithmir, membasahi rerumputan di halaman mesjid At-Taubah. Tubuh Kithmir pun lunglai tak bernafas. Bulu, darah, daging dan tulang Khitmir akan bersaksi kelak untukku.
Selamat jalan, kawan. Selamat bertemu dengan PenciptaMu.
Semoga Allah berkenan menerimamu sebagai bekal surga untukku kelak di akhirat. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar