Pages

Rabu, 18 November 2009

PIKNIK 1


Oriel berencana akan pergi ke suatu tempat, dimana ia bisa dengan leluasa bebas membaca tanpa ada gangguan apapun. Dengan gembira Oriel mempersiapkan beberapa roti, selai dan snack, serta minuman jus kesukaannya. Ditaruhnya di dalam sebuah keranjang piknik dan tak lupa ia siapkan sehelai tikar untuk tempatnya berbaring.


Ketika semua persiapan sudah selesai, Oriel bergegas untuk terbang menuju taman rahasianya.
Tiba-tiba.."hayoo? Mau kemana, riel?" tanya Dariel mengejutkan. "Ah... aku cuma mau ke sana" jawab Oriel sekenanya. "Kesana kemana?" desak Dariel. "kok bawa kerangjang piknik segala? memangnya kamu mau piknik ya?" Oriel terdiam. Dia tidak ingin Dariel tahu kalau dia akan piknik sendiri. "Kok ga ajak-ajak aku?" Dariel terus bertanya kepada Oriel.

Mendapatkan banyak pertanyaan dari Dariel, Oriel langsung melesat terbang menjauhi Dariel, yang masih terheran dengan tingkahnya Oriel.

Oriel terus melaju dengan cepat. Ia berharap Dariel tidak bisa mengikutinya. Setelah lama terbang, dan yakin jika tidak ada yang membututinya, Oriel langsung meluncur ke taman rahasianya, tempat dimana ia bisa bebas membaca.

Sampailah Oriel di taman rahasia. Ia siapkan tikar, dan dikeluarkan pula makanan dan minuman. Kemudian, dari balik sayapnya, dikeluarkan sebuah buku bersampul biru muda. Perlahan-lahan Oriel membuka lembar demi lembar buku tersebut. Mulailah ia membacanya.

Baru saja ia membaca, tiba-tiba terdengar suara halilintar. "Wah...mau hujan nih." pikir Oriel. "Tapi belum tentu hujan, siapa tahu nanti akan cerah lagi," pikirnya sambil meneruskan membaca. Namun tiba-tiba, hujan deras turun, dan Oriel buru-buru mengemas tikar dan keranjangnya. Hujan disertai kilat dan angin kencang, seolah-olah memburu Oriel yang dalam kepanikan. Oriel berusaha mencari tempat berteduh. Setelah mencari kesana kemari, akhirnya oriel menemukan sebuah pohon rindang yg cocok untuk tempatnya berteduh.

Tikar dan makanan yang dibawanya telah basah, dan tidak bisa dimakan lagi. Oriel menggigil kedinginan. Ia sama sekali belum sempat menikmati makanannya. ke dua sayapnya basah karena hujan. Tiba-tiba ia teringat buku yang dibacanya. "Cilaka!! Dimana buku itu?" sambil mencari-cari dibawah sayapnya dimana gerangan bukunya. "Aduuh... kok aku ga nemu buku itu ya? wah kalau buku itu hilang bagaimana?" Oriel terus berusaha mengingat dan mencari dimana buku itu. Dalam keadaan panik dan kedinginan, tiba tiba terdengar suara dibalik pohon, "kasihan...oo...kasihan. Ingin senang sendiri, malah susah sendiri"
"He! siapa kamu?" Oriel terkejut. "Aku adalah pohon rindang ini. Aku melihatmu kesusahan" seru suara misterius itu. --- bersambung ---

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2010 DUA BIDADARI CILIK. Powered by Blogger
Blogger Templates created by DeluxeTemplates.net
Wordpress by Wpthemescreator
Blogger Showcase