Pages

Senin, 23 November 2009

PERMATA INTAN BIRU 3

”O.. tidak kok. Justru kamu sudah terbiasa menulis. Dan tulisan mu pun bagus. Wajar saja jika kamu coba untuk ikut kompetisi dalam lomba itu. Kalau aku kan menulisnya agak malas. Makanya ibuku menasehati aku seperti itu. Kamu jangan patah arang gitu donk..” gurau Dariel.
”Tapi kamu baca dulu ya naskah ku.” pinta Oriel.
”No problem, sahabat. Lagian aku menyukai semua tulisanmu kok.”

Setelah Dariel membacanya, ”wah.. bagus banget tulisanmu, Riel!” puji Dariel kepada Oriel.
”Ah.. masa?” Oriel tersipu-sipu.
”Iya benar. aku serius kok?! tulisanmu bagus. Mudah-mudahan bisa menang lomba ya, Riel?!
”Ya, kita berdoa saja. Tapi kalaupun tidak menang, kan aku masih tetap bahagia kok. Tulisan ku itu ku tulis karena hati. Ya seperti yang sahabatku katakan,” Oriel balik memuji Dariel.
Dan mereka berdua tertawa bahagia.
”Yuk.. aku antar menyerahkan tulisanmu ke kerajaan peri” ajak Dariel.
”Yuk...kita meluncur sekarang ya.”
Mereka pun terbang menuju kerajaan peri.

Hari penentuan pun tiba.
Banyak naskah cerita yang sudah masuk meja redaksi peri berita. Terlihat suasana di redaksi kerajaan peri ramai dikunjungi para peserta lomba dan tamu undangan.
Tidak lama kemudian, keluarkan beberapa orang juri lomba, untuk menentukan kontestan lomba yang layak masuk ke dalam seleksi.Satu persatu naskah yang masuk diumumkan siapa yang menulis, dan mereka membacakan judul naskah.
Tiba pada giliran naskah Oriel, dewan juri memanggil nama Oriel, dan membacakan judul tulisan Oriel.
”Nama Oriel. Judul tulisan, Kasih Ibu Sepanjang Masa.”

Oriel dan Dariel terlihat gembira karena naskah mereka masuk ke dalam seleksi awal. Setelah beberapa nama disebutkan, kemudian para dewan juri masuk ke dalam istana untuk memberikan cerita itu kepada ratu peri.

Beberapa saat berlalu, akhirnya Ratu peri masuk ke ruang redaksi peri berita. Ratu peri terlihat sangat cantik dan anggun. Ratu peri terlihat tenang menaiki panggung dan berdiri di balik podium.
Suasana hening pada saat itu. Ratu akan mengumumkan siapa pemenang lomba menulis. Kemudian ratu peri memulai pidatonya.
”Para peserta lomba menulis kasih ibu, dan para undangan yang berbahagia. Saya sudah membacakan semua naskah yang masuk ke redaksi peri berita. Dan semua bagus-bagus. Hingga saya bingung untuk memilihnya. Namun, dengan segala maaf dari saya, tidak ada satupun naskah yang bisa membuat saya menangis.” terlihat raut wajah ratu peri agak bersedih.

Semua peserta lomba yang hadir saat itu pun juga bersedih. Tak terkecuali Oriel.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2010 DUA BIDADARI CILIK. Powered by Blogger
Blogger Templates created by DeluxeTemplates.net
Wordpress by Wpthemescreator
Blogger Showcase