Pages

Senin, 30 November 2009

PERI COKLAT DAN APALALA

Hujan deras mengguyur kawasan perumahan Peri Nirwana. Dariel sedang bermalas-malasan berbaring di tempat tidurnya. Hawa dingin pagi yang menusuk, membuatnya enggan untuk beranjak dari pembaringannya. Dipakainya selimut tebal untuk menghangatkan badannya. ”Secangkir congklat hangat, enak sekali nih.” pikirnya.

Baru saja matanya hendak terpejam, tiba-tiba dari luar terdengar suara ibunya memanggil.
”Dariel, ayo bangun nak!” perintah ibunya. ”Sudah hampir jam 8 pagi. Bangun donk, sayang...”
Dariel agak malas untuk bangun. Tapi lagi-lagi terdengar suara ibunya agar ia segera bangun.
Dariel pun bangun meskipun saat itu jika ia boleh memilih tentu ia lebih suka meneruskan tidurnya. Dilihatnya di ruang makan, ibunya tengah sibuk menghangatkan makanan.
”Ga ada coklat hangat untukku, bu?” tanya Dariel sembari melihat-lihat di atas meja makan.
”Maaf kan ibu, sayang. Coklatnya habis, dan ibu lupa membelinya kemarin.” jelas ibu sambil mengaduk-aduk makanan yang tengah dihangatkan.
”Dariel bisa bantu ibu, nak? Tolong belikan sebungkus coklat di tempat peri coklat ya?” pinta ibunya.
”Ha? hujan-hujan begini?” komentar Dariel
”Ya kamu bisa pakai jas hujan kan ke sana?” kata ibunya.
”Duh, sebenarnya aku malas ke sana. Tapi karena ibu meminta tolong, yaa.. aku bersedia menolong ibu deh.” kata Dariel.

Tak lama kemudian, Dariel sudah bersiap pergi ke tempat peri coklat. Dariel mengenakan jas hujan berwarna kuning.
”Hati-hati di jalan ya.” nasehat ibu.
”Iya. Dariel berangkat ya, bu.” Akhirnya berangkatlah Dariel menuju ke tempat peri coklat untuk membeli sebungkus coklat.

Hujan makin deras mengguyur. Dariel terus berusaha terbang menembus derasnya hujan pagi itu. Penglihatannya agak samar-samar, sehingga tanpa diduga Dariel menabrak sesuatu.
Brak!! Dariel terjatuh. Tubuhnya terhempas ke tanah yang banyak digenangi air hujan. Kemudian samar-samar Dariel melihat sosok makhluk tinggi besar berdiri dihadapan Dariel. Sontak Dariel berusaha terbang secepatnya menjauh dari makhluk tersebut. Namun belum lagi Dariel sempat menjauh, tangan makhluk itu sudah menjepit ke dua sayap Dariel dengan dua jari nya yang besar-besar dan kukunya yang panjang.
”Aaaaahhhh....!” Spontan Dariel pun berteriak. Dariel berontak agar bisa lepas dari cengkraman makhluk itu. Tapi usahanya gagal.
Tiba-tiba makhluk itu mendekatkan Dariel di hadapan matanya. Mata itu begitu besar dan mengerikan! Dariel benar-benar ketakutan. Tubuhnya gemetar. Dariel menutup matanya, dan berharap ada seseorang yang bisa menolongnya.
Ngssh...ngshhh...rrrgghh. Suara nafas makhluk itu berhembus kencang dimuka Dariel. Semakin mencekam dan semakin membuat Dariel gemetar. Dariel pun pingsan.

”Hai, Dariel. Ayo bangun, bangun,” lamat-lamat terdengar suara seseorang. Dariel pun berlahan-lahan membuka matanya. Samar-samar dilihatnya peri coklat sedang menatapnya. ”Apa yang terjadi?” tanya Dariel pada peri coklat. Belum lagi peri coklat menjawab, mata Dariel tertuju pada makluk menyeramkan tadi.
”Aaaaaaaa..! Pergi! Pergi kau, makhluk jahat” teriak Dariel yang langsung menimpuki makhluk itu dengan beberapa benda yang ada didekatnya. Peri coklat menyadari jika Dariel luar bisa ketakutan dengan makhluk itu.
”Dariel..Dariel... maafkan Apalala. Dia makhluk yang baik.” Peri coklat berusaha menenangkan Dariel.
”Apa? siapa? Apalala?” Dariel pun akhirnya agak tenang setelah mendengar penjelasan dari peri coklat.
”Namanya Apalala. Dia sejenis naga air. Dia tidak jahat sama sekali. Apalala suka sekali dengan air. Makanya waktu hujan lebat, dia bermain di luar bersama hujan.” peri coklat menjelaskan sambil mengelus-elus kepala Apalala.
Dariel pelan-pelan mendekat ke arah Apalala.
”Hai, Apalala. namaku Dariel,” sapa Dariel. Kemudian Apalala menundukkan kepalanya mendekati Dariel. Ngshh....ngshhh. Nafas Apalala berhembus di muka Dariel. Lalu Apalala mengosokkan moncongnya ke arah Dariel. Dariel pun menyentuhnya dengan lembut.
”Kelihatannya Apalala senang padamu, Dariel,” kata peri coklat.
Terlihat Dariel pun bisa cepat akrab dengan Apalala.
”Dariel, sebenarnya kamu mau kemana?” tanya peri coklat.
”Oh..iya, aku sampai lupa. Ibuku sebenarnya menyuruhku membeli coklat ke tempat mu, peri coklat.” kata Dariel.
”Wah.. pasti ibumu khawatir. Karena kamu cukup lama tadi pingsan setelah bertubrukan dengan Apalala.” Peri coklat langsung mengambil 5 bungkus coklat dan memberikannya ke Dariel.
”Ini. bawalah coklat-coklat ini. Kamu tidak perlu membayar. Ini hadiah dari ku.” peri coklat menyuruh Dariel segera pulang.
”Tapi aku masih boleh bermain dengan Apalala kan, peri coklat?” pinta Dariel.
”Oh.. tentu saja. Lain kali kalian bisa bermain bersama.” Peri coklat kemudian mengantarkan Dariel. Dan Apalala pun mengikuti peri coklat dibelakangnya.
”Daah.. Apalala. Terima kasih peri.” Dariel pergi sambil melambaikan tangan.
”Hati-hati ya. sampaikan salam ku untuk ibumu,” balas peri coklat sambil tersenyum, sementara Apalala mengangguk-angguk dengan riangnya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2010 DUA BIDADARI CILIK. Powered by Blogger
Blogger Templates created by DeluxeTemplates.net
Wordpress by Wpthemescreator
Blogger Showcase